Rabu, 26 September 2012

Puisi "Yatim Piatu"



Yatim Piatu

Ketika kulihat dan kudengar
Gelegar petir diterik mentari
Membungkam dan mengalihkan berjuta rasa
Menjadi rintih pilu penuh duka
Lolong tangis menyayat kalbu
Seakan hilang segala makna kehidupan
Sosok sosok tegar larut dalam kepedihan tak berkesudahan
Seakan hilang kepercayaan dan pegangan
Menatap nanar jasad terbujur kaku

Dan Ketika kupalingkan pandangan ini
Terlihat sepasang mata sebening kaca
Berkata ..................Tahukah dunia
Apa yang kurasa pada saat aku mengalaminya
Di Usiaku  yang masih sangat belia ini

Akhirnya kupejamkan mata dan berdoa
Semoga masih ada insan yang membuka pintu hatinya baginya

(November 20 2002 24:00)

Puisi "Pengorbanan"



Pengorbanan

Ketika sebuah tanya bergelora
Kucoba tuk merayap dalam gelap
Yang ada hanya sesal
Yang ada hanya kesal

Kucoba menggapai sebuah rasa
Rasa yang nyaris dimiliki semua insan
Rasa dimiliki dan memiliki
Tetapi hanya kehampaan yang membahana

Dalam himpitan rasa akhirnya kutemukan
Ternyata......
Tak ada gunanya kumencari sesuatu yang tak pasti
Karena aku menyadari
Bahwa :
Keberadaanku dalam pemenuhan kebutuhan yang lainnya
Bahwa :
Keberadaanku menghasilkan keberadaan yang lainnya
Bahwa :
Keberadaanku merupakan akhir dari suatu perjalanan
Dan yang pasti
Keberadaanku merupakan sebuah langkah lain untuk perjalanan lebih jauh lagi

(November 19 2002 19:11)

Puisi "Dosa Siapa"



Dosa Siapa


Sebongkah rasa gamang berjalan dalam kehidupan
Meniti jalan tak bertepi
Menggapai rasa yang tak pernah ada
Ditengah hiruk pikuk celoteh tak bermakna

Bertanya pada diri sendiri
Siapakah aku
Mengapa perlu kehadiranku
Hendak kemanakah aku

Ternganga bibir itu tak dapat mengatup
Mendengar jawab yang tak dapat dicerna
Yang mengharuskanku menerima segalanya
Dengan ketidak berdayaan yang ada

Meski berjuta tanya bergelayut dalam jiwa
Jalan itu harus kutempuh jua
Atau kuharus sirna tanpa makna

Hanya jauh didalam dada ini

Ada alunan bernada duka

Haruskah aku yang menanggung segalanya

(November 15 2002 21:35)

Puisi "Gamang"



Gamang

 Ketika rasa itu menjalar memasuki relung hati
Terasa kehangatan mencairkan kebekuan
Terasa hidup yang bermakna kehidupan
Dan aku terlena.............

Beringsut rasaku menggapai
Menemukan rasa dimiliki dan memiliki
Kuayunkan telapak ini
Agar tidak bertepuk sebelah tangan

Ketika kehangatan berubah warna
Rasa bersatu menjelma
Tak pernah ada sesal didada
Yang ada hanya bahagia

Kini disaat tuntutan muara mulai bersuara
Perlahan rasa itu kau ingsutkan
Agar tak tergapai
Oleh Ketidak berdayaan

Puisi "Manusiawikah"



Manusiawikah

Kala selimut kegelapan menutup keterpurukan
Secercah sinar berkelip tak tergapai
Segenap daya kukerahkan
Tapi kerlip semakin menjauh
Mungkinkah...........

Kepak sayap dewa cinta mencoba menggapainya
Walau kungkungan kaidah ciptaan manusia semakin merekat
Tetapi bukankah cinta dialam ini
Tercipta dari manusia untuk manusia
Lalu....... manusiawikah kita.....?

Rentak kehidupan terus bergulir
Kepedulian terasa sebagai keterasingan
Sang pencipta........
Bedahlah hati ini agar galau dapat terhalau.

(Jum’at 01 November 2002 22:34)